18 April 2012

Allah, Luluskah Aku?

Ketika mentari harus mengalah pada sang rembulan

Tapak kaki tak hentinya meniti ke sebuah istana penyamun

Resah hati yang membuncah ingin segera memutar haluan

Masih mungkinkah ada harapan yang diberikan?

Tiba di depan pintu sudah menghadang ujian

Wahai iman tetaplah bersemayam di lubuk hati

Kuatlah…

Satu detik, dua detik, tiga detik, darah mengalir semakin deras

Waktu, ya waktu

Tolong hentikanlah waktu, tapi apa daya raga ini

Empat detik, lima detik, enam detik, otak berfikirlah

Jiwa ini memberontak

Manusia lain bak penonton

Sutradara dimanakah?

Tolong ubah skenario ini

Bukan!

Bukan peran ini yang dikehendaki

Satu menit, dua menit, tiga menit,

Hati ini membelaskasih pada harapan

Tak ada yang mempedulikan

Duhai hati tegarlah

Kaki-pun ingin segera berlari

Mata ini seketika meluapkan isi hati

Lubuk hati masihkan kau bersama iman?

Lantas, siapakah diri ini kemudian?

Tak pekakah sesama nurani?

Tak terdengarkah jeritan hati?

Tak terlihatkah tangisan hati?

Iman ini mengharapkan pelukan

Bisikkanlah sesuatu, wahai kesunyian

Biarkanlah malam ini kan menjadi ujian

Untukku dari Tuhanku (Allah Swt)


Based on true story