16 February 2013

Perjuangan Itu ....

KKN di desa Ciomas, Majalengka

Sekedar ingin mengambil ibrah dari hiking ke gunung Bongkok, Maja.

Kami berlima, sudah mempersiapkan diri untuk hiking di jam 05.30
Mempersiapkan amunisi dan membawa perbekalan (air minum n roti).
Yaaapp perjalanan dimulai...
Let's start
Bismillah

Perjalanan kira-kira dari tempat start ke start gunung bongkok adalah 4 km.
hoosshh..hoosshh... lumayan untuk membakar kalori
Selama perjalanan sudah terlihat puncak gunung bongkok yang akan dicapai


Nah itu tuh puncak gunung bongkok (diambil saat perjalanan)
Lihat, itu puncak yang akan dicapai.
Bayangkan itu puncak keberhasilanmu.
Selama perjalanan banyak bertemu warga yang ramah.
Dari sana ku belajar arti senyum yang ikhlas :)
Tersenyumlah...

Ternyata 4 km itu lama juga y (menurut ak)
Teruslah berjalan.
Setelah 1,5 jam perjalanan, sampailah kami di start gunung bongkok.
Ditemani goyangan padi yang masih menghijau, juga kicauan burung-burung.

Lanjuuutttt...
perjalanan mendaki sungguh memberatkan.
yah bisa dibilang itulah gambaran 'the way to win'.
Siapa yang sabar dan istiqomah akan menemukan hal-hal yang menarik, indah, dan tak terduga.
Seperti ketika kami berlima mendapatkan sungai yang subhanallah indaaahhh dan masih jernih airnya di jalan pendakian.
Oya, saat mendaki jangan lihat ke depan aja, tapi lihat ke kanan kiri juga ya...


Boleh kita fokus pada satu tujuan, tapi jangan lupakan sekitar.
Lihatlah, begitu banyak cipataan Allah yang sayang kalo dilewatkan ;)
Begitu juga dalam perjuangan mencapai tujuan masing-masing.
Jangan diacuhkan, ok?
Lanjuuuttt...

Semakin ke atas, pendakian semakin melelahkan.
Jalan yang berkelok-kelok, kadang sedikit yang datar.
Huft,, siapkan kesabaran
Nah disini bisa dipelajari bahwa kadang ada rasa melelahkan dalam mencapai tujuan.
Tapi sadarlah kawan, Allah masih memberikan jalan yang datar sebagai 'hadiah' untuk kita agar kita tambah semangat mendaki.
Jadi, ketika kalian menemui sebuah kemudahan, itu bukanlah akhir dari perjalanan.
Dan juga, perjalanan tersebut tidak bisa diprediksi mulus atau tidaknya.
Bersiaplah...


Eh ternyata ada persimpangan jalan.
Nah loh!
Jalan yang mana yang harus dipilih?
Jangan lupakan hatimu, buku petunjuk (Al-Qur'an), dan Allah tentunya.
Pasti deh ketika mau mendekati puncak akan banyak godaan dan gundah gulana.
Jadikan hati, Al-Qur'an, dan Allah sebagai petunjuknya :)

Adakalanya kita boleh melihat ke bawah untuk melihat sudah sejauh mana perjalanan ini dan juga untuk membakar semangat.


Point pentingnya adalah : adakah rasa syukur yang terasa?
Lanjuuutttt...

Lihat!
Ada banyak kejutan dan keindahan bagi orang-orang yang berusaha dan bersabar \(^.^)/



Yuk mariii lanjutkan perjalanan...
Engingeeeenngg sekarang waktunya memasuki medan yang sebenarnya.
*jadi ternyata daritadi itu apa namanya?

Ini pintu gerbangnya.
Sudah tidak ada lagi jalan beraspal.


Hanya ada tanah, nyamuk, semak-semak, rumput-rumput, dan ranting kayu sebagai tongkat pertahanan saat jalanan ditumbuhi lumut hijau yang licin dan beberapa tanah yang basah.
Dan juga tanah yang berundak-undak.
Huft,, huft,, tetap berjuang, tetap saling menguatkan, dan tetap saling menjaga.

Rasa ingin istirahat itu pasti ada.
Rasa ingin menyerah itu pasti ada.
Rasa putus asa pasti juga ada.
Rasa lelah-pun apalagi
Sekarang yang dibutuhkan adalah jiwa dan raga yang kuat.
Daaaannnn doa....

20 menit pendakian, sampailah kami di puncak gunung bongkok.
Subhanallah...


Ketika kalian berdiri di puncak, kalian akan melihat penglihatan yang lebih luas dari sebelumnya.
Tidak sesempit dulu.
Betul apa betul banget?

See!!!
Ketika kalian sudah sampai di puncak, takkan terlihat wajah yang sedih ataupun lelah.
Yang terlihat hanya wajah gembira, bangga, dan puas.
Semua godaan yang datang menghadang dari segala penjuru telah terkalahkan.
Kami berlima sampai di puncak pada +/- jam 09.00

Selamat bertemu di puncak impian :)
Ali, Dila, Hana, Ima, dan Yogi

Salam Perjuangan 


(Adila)




Ternyata Rindu Ini...

Telah sebulan lebih lamanya ga pulang ke Jakarta (rumah).
Menahan luapan rindu ke keluarga.
Hanya dengan lewat telepon rindu ini berkurang.

Kadang suara manja adik-adik menambah diri ingin bertemu.
Apalagi ketika ku mengetahui mama terkena cikungunya.
Ya Allah ku ingin keberadaanku berarti untuknya.

Setelah sebulan, kini waktunya ku membagi kasih ke keluarga.
Segala kasih, perhatian ingin kucurahkan semua dalam waktu 4 hari.

Ternyata hanya dalam shalat berjama'ah bersama keluarga sekejap obat rindu itu :)

Love love love my family so much.
Each of you is so much mean to me :*