17 July 2011

Loving You In The Silent

Suatu malam yang panjang dengan ditemani sinar rembulan yang terang-benderang, Hafsah duduk sendiri termenung di jendela kamarnya menghamparkan pandangannya ke langit yang luas. Yaahh kini ia memikirkan kelanjutan hidupnya. Tak terasa sudah 21 tahun ia menjalani hidup. Banyak sekali hikmah dan pelajaran yang ia bisa ambil tentang keesaan dan kekuasaan Allah.
"Bagaimana kelanjutan kisah hidupku? Akan ku buat seperti apa?" gumamnya dalam hati.
Tak terasa ia memikirkan hal tersebut hingga larut malam.
"Sebaiknya aku memberikan hak badanku untuk beristirahat dulu".
Tidak lupa sebelum ia beranjak ke tempat tidur, ia mengambil wudhu dan membaca doa sebelum tidur agar Allah menjaganya disaat lelap.
----------------------------------***---------------------------------------
"............. Ashsalatu khairum minan naum.. Ashsalatu khairum minan naum.. Allahu Akbar, Allahu Akbar.. Lailaha ilallah".
Panggilan rindu Allah akan hamba-hambaNya membuat hafsah terbangun untuk mendirikan shalat berjama'ah bersama ibu dan bapaknya.
Selepas itu, ia bersiap-siap untuk bertemu dengan dosen pembimbingnya perihal skripsi yang sebentar lagi akan ia paparkan di persidangan nanti. Ya, tak akan lama lagi.
"Bu, pak, Hafsah berangkat dulu y. Assalamu'alaikum..." ia mencium tangan ibu dan bapaknya.
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya Nak. Ibu dan bapak akan terus mendoakan sidangmu" jawab orang tuanya.
Hafsah pergi dengan senyuman semangat yang mengembang di pipinya.
Dalam perjalanan ia masih disibukkan dengan berbagai pikiran : skripsi, sidang, daaaaannn pasangan hidup. Hingga tak terasa ia mulai memasuki lamunan yang membuatnya hampir menabrak tukang buah keliling.
"Maaf Pak, maaf. Bapak tidak apa-apa kan?" dengan segera ia memberhentikan motor dan turun menenangkan tukang buah tersebut.
"Iya tidak apa-apa Neng. Tapi nyaris saja dagangan bapak tidak akan laku kalau Neng sampai menabrak bapak. Lain kali hati-hati y Neng" jawab tukang buah yang mungkin mengerti perjuangan anak kuliahan.
"Alhamdulillah. Ini Pak silahkan diambil. Anggap saja ini rezeki bapak yang Allah titipkan lewat saya" Hafsah mengeluarkan uang sebagai tanda maaf dan juga untuk bersedekah agar diberi kemudahan untuk skripsi dan sidangnya.
"Terima kasih neng. Bapak terima dengan senang hati. Mudah-mudahan segala permasalahan Neng dilancarkan sama Gusti Allah. Aamiinn".
"Baik Pak kalau begitu, saya lanjut lagi y Pak. Mudah-mudahan dagangan Bapak laris. Assalamu'alaikum".
"Waalaikumsalam" jawab tukang buah.
---------------------------------------***----------------------------------------
Sesampainya di kampus, Hafsah langsung menuju ruang dosen yang dituju. Dan alhamdulillah dosen tersebut sedang tidak sibuk. Langsung saja ia berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Dosen tersebut juga memberikan motivasi dan tips-tips dalam menghadapi sidang.
Dalam hati Hafsah bicara "Alhamdulillah Ya Allah, saya diberikan dosen pembimbing yang baik seperti Ibu Wiwiek ini. Balaslah ia dengan segala kebaikannya".
Matahari-pun tak terasa sudah ada di puncaknya dan sebentar lagi akan berkumandang adzan dzuhur. Hafsah pamit kepada Bu Wiwiek untuk pulang dan mendirikan shalat.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar.. Allahu Akbar, Allahu Akbar.. Asyhadu alla ilaha illallah.. Asyhadu alla ilaha illallah........" adzan berkumandang dengan merdunya untuk mengingatkan kepada penduduk bumi agar segera menghadap Allah.
Hafsah segera pergi ke mushalla fakultas psikologi karena di mushala fakultasnya akan dipakai untuk tempat shalat para peserta seminar.
Ia mengenakan mukena biru kesayangannya dan mendirikan shalat dengan khusyuk. Ia tak ingin ada satu-pun yang mengganggunya untuk berkhalawat dengan Sang Maha Pencipta.
Selesai shalat ia teringat akan suatu kejadian yang membuatnya tersenyum sendiri. Pernah suatu hari ia pergi shalat bersama teman-temannya di masjid yang sama. Saat itu yang mengambil wudhu dan shalat duluan.
"Sah, kok kamu shalatnya lama banget? Udah wudhu duluan, eeehh malah kamu yang selesai belakangan" celetuk salah seorang temannya.
"Hehehe kan aku mau berduaan dulu sama Allah. Wong Nabi Muhammad Saw aja shalatnya ada kali 1 jam atau mungkin lebih. Masa kita ga malu? Kan aku shalat cuma 15 menit, itu juga dah sama betulin jilbab" jawab Hafsah ringan.
"Yaaa klo aku sih 5 menit selesai" jawab temannya tak mau kalah.
"Emangnya kamu lagi dikejar-kejar apa Din? Kayak pencuri yang lagi dikejar-kejar polisi karena saking cepatnya dia berlari. Hahaha...".
"Iiiihhh Hafsah, jangan gitu aaahh" rengek Dinda membuat orang-orang melihat ke arah mereka.
"Hahaha malu tuh orang-orang pada ngeliat ke kita. Nih ya aku kasih tau ada hadist yang menyatakan 'sepintar-pintarnya pencuri adalah orang yang ketika shalat tidak terdapat jeda ketika berdiri dari ruku' dan bangkit dari sujud'" terang Hafsah.
"Terima kasih sahabat atas ilmunya. Beruntung kali ya cowo yang bisa menyunting kamu. Kamu Insya Allah udah pinter agama dan akademiknya. Waahh pokoknya udah balance deh menurut aku. Hayooo sepertinya banyak nih cowok-cowok yang ngantri setelah kamu wisuda. Hahaha..." canda Dinda yang alhasil membuat Hafsah merona merah mukanya.
"Udah ah jangan ledekin. Yuk pulang".
Mengingat kejadian itu, Hafsah hanya bisa tersenyum-senyum sendiri. Ada rasa syukur yang ia panjatkan kepada Allah akan segala yang ia punya.
-------------------------------------***------------------------------------------

to be continued,,,

No comments:

Post a Comment